Kamis, 28 Agustus 2014

Gangguan Belajar??

Merupakan "peer" bagi kita semua dalam menghadapi sebuah tantangan baik dari luar atau pun dari dalam. Entah itu merupakan persoalan yang sama ataupun persoalan lokal saja.Sebagai seorang pendidik yang berada di lingkungan yang terbatasi oleh kemampuan dan keadaan, menemukan kasus yang mungkin jarang ditemui di sekolah yang setingkat dengan "es em pe", yakni kesulitan dalam membaca dan menulis. Ini adalah kasus "unik" yang muncul di tengah gembar gembornya kurikulum 2013 yang notabene bisa mengakomodir semua aspek pembelajaran.

Kemampuan anak memang berbeda, tapi standar yang digunakan haruslah berbeda pula tidak hanya aturan yang ada yang harus digunakan tapi sisi lain juga harus diperhatikan. Salah satu kasus yang sering terjadi dari internal anak (Peserta Didik/siswa) adalah "Gangguan Belajar". 
Dari sini, penulis akan mencoba menuliskan pengertian dari gangguan belajar dari sudut pandang penulis (guru matematika).

Gangguan Belajar (Learning Disorder) adalah suatu gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi. Anak dengan Gangguan Belajar mungkin mempunyai tingkat intelegensia yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya, tetapi sering berjuang untuk belajar secepat orang di sekitar mereka. Masalah yang terkait dengan kesehatan mental dan gangguan belajar yaitu kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, mengingat, penalaran, serta keterampilan motorik dan masalah dalam matematika.

Pengertian gangguan belajar secara bahasa adalah masalah yang dapat mempengaruhi kemampuan otak dalam menerima, memproses, menganalisis dan menyimpan informasi. Sedangkan pengertian yang diberikan oleh National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) mengenai gangguan belajar adalah suatu kumpulan dengan bermacam-macam gangguan yang mengakibatkan kesulitan dalam mendengar, berbicara, menulis, menganalisis, dan memecahkan persoalan.

Faktor yang tidak diketahui adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan otak untuk menerima dan memproses informasi. Gangguan ini bisa membuat masalah bagi seseorang untuk belajar dengan cepat atau dalam cara yang sama seperti seseorang yang tidak terpengaruh oleh ketidakmampuan belajar. Orang dengan ketidakmampuan belajar mengalami kesulitan melakukan jenis tertentu keterampilan atau menyelesaikan tugas jika dibiarkan mencari hal-hal dengan sendirinya atau jika diajarkan dengan cara konvensional.

Sedangkan Subkomponen dalam mempelajari Matematika dan fungsi perkembangan saraf utama masing-masing membutuhkan :
  • Fakta – Menghafal, memori pengambilan
  • Detail – Perhatian, memori pengambilan
  • Prosedur – Konseptualisasi, sequencing recall prosedural
  • Manipulasi – Konseptualisasi, active-kerja memori
  • Pola – Konseptualisasi, pengakuan memori
  • Kata – Bahasa, konseptualisasi, memori verbal
  • Kalimat – konseptualisasi Bahasa
  • Gambar – pengolahan Visual, memori pengambilan visual yang
  • Logical proses – keterampilan Penalaran, keterampilan prosedural
  • Memperkirakan – Perhatian (yaitu, perencanaan, pratinjau keterampilan), konseptualisasi nonverbal dan verbal
  • Konsep – konsep nonverbal dan verbal


Kembali dalam kasus di atas, merupakan sebuah "pe er" besar bagi kita semua jika kita menemukan anak kita tidak bisa membaca atau menulis padahal itu merupakan pokok utama atau prasyarat dalam mempelajari matematika di "es em pe". Kita dihadapkan dengan sebuah konsep yang "serba salah". Belajar secara klasikal bukanlah sebuah solusi dalam kasus seperti ini. 

Mau tidak mau harus ada dukungan sosial untuk meningkatkan pembelajaran bagi siswa dengan ketidakmampuan belajar. Guru dan orang tua akan menjadi bagian dari intervensi dalam hal bagaimana mereka membantu individu dalam berhasil menyelesaikan tugas yang berbeda.